Bandung.Swara Wanita.
Salah satu
penyebab rendahnya serapan program-program dan kegiatan APBD tahun anggaran
2015 pada dinas-dinas dan OPD dilingkungan Pemprov Jabar yang terjadi saat ini,
tidak dapat lepas dari overloadnya kinerja ULP (Unit Layanan
Pengadaan) di Pemprov. Jabar yang harus melayani seluruh dinas dan OPD yang
ada, dan berakibat rendahnya kwantitas kwalitas proses pengadaan melalui
lelang.Hal ini diungkapkan Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat,
Waras Wasisto, SH saat ditemui wartawan diruang kerjanya di Fraksi PDI Perjuangan
DPRD Jabar Rabu (9/9/2015) Dikatakannya. Dari beberapa OPD
yang telah rapat kerja dengan komisi IV ternyata ada 2 hal mendasar yang harus
segera diselesaikan di Jawa Barat, pertama Overloadnya ULP, dan tidak
diberikanya uang muka oleh pemerintah provinsi jawa barat kepada pihak ketiga
yang menang tender sehingga kalau pihak ketiga yang menang tender ini tidak
dicairkan uang mukanya, kalau tidak punya modal berarti pekerjaan mandeg. Wakil
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jabar ini juga mengungkapkan,
Overloadnya ULP ini diakui oleh OPD, oleh BPLHD, ESDM, dan OPD lain.
Ternyata semua dinas di Jawa Barat ini ULPnya satu pintu. sehingga terjadi over
capacity di ULP.Lebih jauh diuraikannya, APBD jabar TA 2015
ketuk palu di Bulan Desember 2014 harusnya bulan
Januari-Pebruari sudah bisa Go, tetapi kenapa baru bisa lelang bulan Juni,
sehingga wajar kalau serapannya kemudian jadi rendah karena terjadi over
pelambatan waktu, pemunduran proses lelang, ini masalah dan kendala yang
gak boleh terjadi. Kemudian tidak diberikanya uang muka oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada pihak ketiga yang menang tender sehingga
kalau tidak dicairkan uang mukanya, dan pemenang tender tidak punya modal
berarti pekerjaan mandeg. Sehingga ini juga menghambat penyerapan
anggaran karena itu dua hal ini yang harus kita pecahkan bersama, untuk
mempercepat pembangunan di Jawa Barat.Untuk atasi ini karena DPRD
juga merupakan bagian dari pemerintah Jawa barat, komisi IV mau proaktif
akan memanggil ULP, walaupun bukan mitra langsung, dan
kemudian koordinasi dengan komisi lain, apakah penyampaian
terkait penyerapan ini bunyi kendalanya sama. Mengatasi
ini tidak bisa sepotong-sepotong harus komprehensif dan menyeluruh,
nantinya kita sajikan kepada pemerintah provinsi jawa barat, apakah ini
dibuat satu atap, atau dikembalikan ke dinas-dinas karena di setiap dinas
juga ada orang-orang yang telah punya sertifikat pengadaan barang dan jasa,
kenapa itu tidak dioptimalkan ?kata waras. (Diah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar